Tahukah Anda? pada girisimselradyoloji2023.org yang membahas Radiologi intervensi merupakan sebuah cabang radiologi yang menggunakan teknik pencitraan medis untuk membantu prosedur minimal invasif. Metode ini membantu dokter untuk melakukan tindakan diagnostik dan terapi dengan lebih akurat, menggunakan alat seperti kateter dan jarum yang dipandu oleh gambar dari sinar-X, MRI, atau ultrasonografi.
Berkat teknik ini, pasien dapat menghindari operasi terbuka yang lebih berisiko dan memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama. Radiologi intervensi sering digunakan untuk mengobati kondisi seperti kanker, aneurisma, atau penyumbatan arteri.
Sejarah Radiologi Intervensi
Radiologi intervensi pertama kali berkembang pada 1960-an ketika dokter mulai menggunakan teknik pencitraan untuk membantu prosedur medis. Salah satu pionirnya adalah Dr. Charles Dotter, yang pada tahun 1964 melakukan angioplasti pertama kali, sebuah prosedur untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat.
Seiring perkembangan teknologi pencitraan medis, progressnya semakin maju, dengan banyak prosedur baru yang terus diperkenalkan dan diakui sebagai bagian penting dari perawatan medis modern, dengan aplikasi yang semakin luas. Fisika sangat penting terutama terkait dengan penggunaan sinar-X.
Konsep fisika yang digunakan adalah hukum Inverse Square, yang menyatakan bahwa intensitas radiasi berkurang sebanding dengan kuadrat jarak dari sumber. Rumus ini penting untuk memastikan dosis radiasi yang tepat selama prosedur, menjaga agar tidak terlalu tinggi bagi pasien maupun dokter. Selain itu, fisika pencitraan menggunakan rumus yang melibatkan energi foton dan panjang gelombang untuk menghasilkan gambar yang jelas dan akurat.
Aplikasi Radiologi Intervensi dalam Pengobatan Kanker
Pengaplikasian utama radiologi intervensi adalah dalam pengobatan kanker. Teknik seperti ablasi radiofrekuensi atau embolisasi digunakan untuk menghancurkan tumor tanpa harus melakukan operasi besar.
Ablasi radiofrekuensi, misalnya, menggunakan panas yang dihasilkan dari energi gelombang radio untuk membunuh sel-sel kanker. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan bantuan pencitraan seperti CT scan atau ultrasonografi, yang membantu dokter untuk menargetkan area yang sangat spesifik dengan presisi tinggi, meminimalkan kerusakan jaringan sehat di sekitarnya.